Blog ini di buat berdasarkan pengalaman-pengalaman beserta solusi-solusi perjalanan hidup saya, Keilmuan, Hot News, dan apa saja yang mau saya isi... Intinya suka-suka gw....
"Welcome to my Blog"
Selamat datang di Blog saya.Bienvenue sur mon Blog.Willkommen in meinem Blog.Benvenuti nel mio blog. Welcome to my Blog.Bienvenidos a mi blog. Welkom op mijn Blog.
Rabu, 04 Juli 2012
Debu dan Batu Mulia
Sesungguhnya
kemuliaan diri tidak terletak pada kesombongan dan tidaklah sama dengan
kehinaan. Kemuliaan adalah cahaya dan terletak di kutub yang lain,
sedangkan kehinaan adalah kegelapan dan terletak di kutub yang lainnya
lagi.
Menghindari kesombongan bukan berarti rendah diri.
Karena rendah diri kepada sesama manusia adalah kehinaan. Menghindari
kesombongan adalah rendah hati, beribadah hanya karena-Nya dan mau
menerima kebenaran dari mana pun datangnya.
Tidak ada orang
yang menghindari kesombongan kemudian menjadi hina. Sekalipun orang itu
tidak dikenal di masanya, tetapi karena akhlaknya yang mulia dan beramal
dengan ikhlas, Allah mematri namanya di hati dan pikiran generasi
selanjutnya. Tidak terasa ratusan tahun kemudian namanya banyak disebut
orang, nasihat-nasihatnya didengar dan diamalkan, akhlaknya menjadi
contoh teladan. Inilah makna firman Allah, “Dan kesudahan yang baik bagi
orang-orang bertakwa.” (QS. Al-Qashash [28]: 83).
Abu Dzar Ra.
berkata, “Ada orang yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapat engkau tentang orang yang mengerjakan suatu amal dari kebaikan
dan orang-orang memujinya?” Beliau menjawab, “Itu merupakan kabar
gembira bagi orang mukmin yang diberikan lebih dahulu di dunia.” (HR.
Muslim).
Said bin Jubair walaupun bertahun-tahun dipenjara dan
akhirnya dihukum mati, kepalanya dipenggal oleh seorang algojo, namun
ulama dan kaum muslimin mencintainya dan mendoakannya karena dia adalah
syuhada, pembela yang haq, dan penegak keadilan yang tak takut mati.
Ibnu Taimiyah mati di dalam penjara, namun kebaikan-kebaikannya terasa
hingga kini. Dia dikenal sebagai ulama pembela as-Sunnah, panglima
perang di medan jihad, dan seorang penulis yang tiada duanya. Kitabnya
berjilid-jilid tebalnya, kandungannya sangatlah berharga, dan menjadi
rujukan banyak ulama.
Hasan al-Banna mati ditembak, yang
mengubur jenazahnya hanya empat orang; ayahnya, istrinya, anaknya, dan
seorang nasrani. Hal itu terjadi karena seluruh pengikutnya dijebloskan
ke dalam penjara dan para ulama tidak ada yang diberitahu tentang
kewafatannya. Dia kini dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka,
mujahid, ulama shalih, da’i, murabi, dan pendiri jamaah Islam terbesar
di dunia.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
(QS. Ibrahim [14]: 24-25).
Sedangkan bagi orang-orang yang
menyombongkan diri dan zhalim, sekalipun terkenal di masanya, kaya
hartanya, tinggi kedudukannya, luas kekuasaannya, namun di masa kemudian
hanya menjadi buah hinaan dan kutukan.
Al-Hajjaj seorang
pejabat di masa kekhalifahan Umayah, dikenal karena kesadisannya,
kekejamannya, pembunuh para ulama shalih, termasuk di dalamnya Said bin
Jubair. Sekalipun kekayaannya banyak, kedudukan dan pangkatnya tinggi,
namun ia hina di sisi Allah dan kaum muslimin yang mencintai kebaikan.
Akhirnya ia mati dalam keadaan mengenaskan, tubuhnya dipenuhi bisul yang
apabila muncul rasa sakit darinya, terdengar suara yang keras dari
mulutnya seperti banteng yang meregang nyawa.
Ahmad bin Du’ad,
seorang tokoh Mu’tazilah, ikut andil menyiksa Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ahmad pun mendoakan kebinasaannya, maka Allah menimpakan padanya
suatu penyakit yang membuatnya sering mengatakan, “Adapun separoh
tubuhku ini apabila dihinggapi oleh seekor lalat, kurasakan sakit yang
bukan kepalang hingga seakan-akan dunia ini kiamat. Sedang separoh
tubuhku yang lain andaikata digerogoti dengan catut sekalipun, niscaya
aku tidak merasakannya.”
Sultan yang memenjarakan Ibnu Taimiyah
akhirnya turun tahta, ulama-ulama pembisiknya akhirnya tidak dihormati
masyarakat. Ulama-ulama su’ (buruk) itu tidak dikenal kecuali hanya
namanya, dan itupun hanya orang-orang tertentu saja. Tapi Ibnu Taimiyah
dikenal sepanjang masa dan ulama-ulama serta kaum muslimin mengagumi dan
meneladani sikapnya.
Raja Faruq, pembunuh Hasan al-Banna,
akhirnya turun tahta setelah beberapa tahun kematian Hasan Al-Banna.
Dulunya dihormati, kini dicaci maki dan hanya bagian dari sampah sejarah
mesir yang tak berguna. Pejabat-pejabat Mesir yang banyak menyiksa dan
memasukkan aktivis ikhwanul muslimin ke penjara, seperti Gamal Abdul
Naser dan Hamzah Basyuni mati secara mengenaskan. Yang pertama selalu
dihantui ketakutan sebelum matinya, sedangkan yang kedua mati ditabrak
truk penuh dengan besi sehingga tubuhnya tercabik-cabik tak karuan.
“Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang
telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap
(tegak) sedikit pun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat;
dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia
kehendaki.” (QS. Ibrahim [14]: 26-27).
Seberapa kayanya Anda,
kelak ketika mati harta itu tidak akan dibawa ke alam kubur. Seberapa
pintarnya Anda, sangat mudah bagi Allah memberi satu penyakit yang
menjadikan seluruh ilmu yang Anda miliki hilang. Sekuat apa pun Anda,
sesungguhnya Anda tidak lebih kuat dari rumput yang sering diinjak-injak
orang.
Jadilah batu mulia, jangan jadi debu. Batu mulia mahal
harganya dan sangat indah bila dipandang mata. Sedangkan debu, menempel
di baju, menjadi kotor. Di mana pun ia menempel, sesuatu itu menjadi
kotor. Batu mulia tersembunyi di dalam tanah, sangat sulit mencarinya.
Kalaupun bisa, ia diambil dengan menggunakan alat khusus. Jika sudah
diketahui ada di suatu tempat, beramai-ramai orang ke sana mencarinya.
Sedangkan debu, terlihat di depan mata, bahkan bisa membuat mata sakit,
bisa membuat orang alergi. Orang-orang berusaha sebisa mungkin
menghindari debu. Amal yang dilakukan bukan karena Allah – di dalam
Al-Quran – diibaratkan “batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
berdebu).” (QS. Al-Baqarah [2]: 264). Begitulah amal orang-orang yang
sombong, tidak mendapatkan apa-apa selain hanya gerakan-gerakan yang
melelahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar