"Welcome to my Blog"

Selamat datang di Blog saya. Bienvenue sur mon Blog. Willkommen in meinem Blog. Benvenuti nel mio blog. Welcome to my Blog. Bienvenidos a mi blog. Welkom op mijn Blog.

Sabtu, 26 Desember 2009

5 Tahun Tragedi Tsunami

Pada sebuah puisi
Pada kepakan sayap Camar
Pada deru ombak yang memecah keheningan samudra
Pada pagi hari yang disibukkan dengan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh saudara-saudara ku
Gempa berkekuatan 8,9 SR menghantam Banda
Dhuamm....
Pekikan Tsunami dan Suara Azan terdengar dimana-mana
Ratusan ribu korban berjatuhan
Ribuan anak kehilangan Ayah dan Ibunya
Pada pagi ini
kami memanjatkan doa
Pada Pagi ini kami mengenangmu Saudara-saudara ku
Dalam linangan air mata
Semoga engkau tenang disana



Karya
Dhenny Farial Pratama


Jumat, 18 Desember 2009

Nilai Dasar Pergerakan PMII Desember 2009

Kita mungkin masih ingat dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang kira-kira artinya: “Perbedaan di antara umatku adalah Rahmat”, perbedaan yang kiranya difahami sebagai sebuah ragam pemikiran yang akan terjadi nanti setelah beliau wafat. Mungkin kita juga masih mengingat bahwa suatu saat beliau pernah bersabda ”Kalian semua lebih mengerti urusan kalian”, sebuah stateman yang keluar karena kecerobohan dirinya yang menyuruh seorang petani kurma untuk menyilangkan pohonnya sehingga hasil yang didapatkan tidak sebagus yang diinginkan.


Dengan fenomena seperti itu, tentunya Islam sudah menjadi agama yang berkembang dengan beragam pemikiran baik dalam hal profan atau sakral. Perkembangan peradaban yang tiada tara dan menjadi sebuah aset penting bagi generasi berikutnya. Tetapi, mengapa justru saat ini umat Islam mengalami gradasi pengetahuan. Kebodohan dan pembodohan terus merajalela sehingga Islam kini identik sebagai agama orang-orang yang bodoh dan miskin.


Zaman renaissance di barat, tepatnya kemunculan langit kebodohan yang kelam itu. Masa dimana justru orang-orang barat yang notabene beragama Kristen terlepas dari kejamnya belenggu agamawan yang menguras habis seluruh pemikiran brilian di zaman abad pertengahan. Sebut saja, Nicolaus Copernicus yang harus mati dipenggal karena menentang dogmatisme agama saat itu yang mengatakan tentang bumi sebagai pusat alam semesta dan yang lain berputar mengitari bumi serta mengatkan bahwa bumi ini berbentuk datar sehingga bumi ini jika ditelusuri maka pasti ditemukan ujungnya. Seperti itulah gambaran umat Islam saat ini. Gambaran yang sudah terjadi ratusan tahun silam di barat. Fenomena seperti itu datang menyerang umat Islam saat ini dan muncul berawal dari buku karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafudh al-Falasifah, buku yang mengupas habis seluruh pemikirannya yang skeptis terhadap pemikiran filsafat yang notabenenya memang spekulatif, walaupun banyak filsuf lain menduga ia telah kehilangan konsistensi pemikiran karena sebelumnya selama dua tahun ia belajar filsafat dan menulis buku berjudul Al-Maqasid al-Falasifah yang justru memuji pemikiran filsafat yang kritis.


Sejak itulah umat Islam menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan pemikiran ulama zaman dahulu adalah hal yang final dan tidak perlu ditelaah kembali. Pengkultusan terhadap seseorang membuat semua kejayaan masa lalu musnah tak tersisa, yang ada hanyalah kebodohan dan pembodohan massal dan tidak tahu kapan berakhirnya.


Fenomena di atas cukup sebagai pembelajaran bagi kita, generasi muda umat Islam, agar tidak terjadi lagi untuk ke sekian kalinya. Cukup lama sudah kita terbelenggu oleh jahatnya pembodohan, kini saatnya kita mulai berfikir kritis, apalagi jika kita adalah seorang kader organisasi pergerakan yang sejatinya terus begeliat mencari makna. Dengan berfikir melalui paradigma kritis-transformatif, kita akan terus berfikir bebas tanpa rasa takut akan kehilangan esensi ke-Tauhid-an, karena di sini kita dituntut untuk berfikir free from dan free for (bebas dari dan bebas untuk) tanpa melupakan bahwa harus ada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Allah dan alam, karena tanpa keharmonisan hubungan antara manusia, Allah dan alam, apalah artinya seorang manusia.


Lebih lanjut, kita juga dituntut untuk berfikir dengan melihat demarkasi (garis pemisah) yang tegas antara wilayah profan (keduniaan) dan sakral (keagamaan), sehingga tidak ada lagi sekularisme (ateisme, tanpa Tuhan) dalam berfikir, yang ada adalah sekularisasi (proses berfikir dengan batas demarkasi antara wilayah profan dan sakral).


Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
Mukadimah


Senantiasa memohon dan menjadikan Allah SWT sebagai sumber segala kebenaran dan tujuan hidup. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berusaha menggali nilai-nilai ideal-moral, lahir dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam bentuk rumusan-rumusan yang diberi nama Nilai dasar Pergerakan (NDP) PMII. hal ini dibutuhkan untuk memberi kerangka, arti motivasi pergerakan dan sekaligus memberikan legitimasi dan memperjelas terhadap apa saja yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya organisasi ini.


NDP adalah tali pengikat (kalimatun sawa) yang mempertemukan semua warga pergerakan dalam ranah dan semangat perjuangan yang sama. Seluruh warga PMII harus memahami dan menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara personal atau secara bersama-sama, dalam medan perjuangan social yang lebih luas dengan melakukan keberpihakan nyata melawan ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan, dan tindakan-tindakan negative lainnya. NDP ini, dengan demikian senantiasa memiliki kepedulian sosial yang tinggi (faqih fi mashalih al-kahliq fi ad-dunya atau faham dan peka terhadap kemaslahaatan mahluk dunia).



ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN

ARTI

NDP adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman (kemerdekaan/tawasuth/al-hurriyah, persamaan/tawazun/al-musawa, keadilan/ta’adul, toleran/tasamuh) dan ke-Indonesia-an (keberagaman suku, agama dan ras; beribu pulau; persilangan budaya) dengan kerangka pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari, memberi spirit dan élan vital pergerakan yang meliputi cakupan Iman, Islam, Ihsan dalam upaya memperoleh kesejahteraan hidup didunia dan akhirat.

Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan Ahlusunnah wal Jama’ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima’i (perubahan sosial) untuk mendekontruksi sekaligus merekontruksi bentuk-bentuk pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis transformatif.


FUNGSI
A. Kerangka Refleksi (landasan berpikir)
Sebagai kerangka refleksi, NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal. Ideal-ideal itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus keberbagaian ruang dan waktu (muhkamat, qoth’i). Karenanya, kerangka refleksi ini menjadi moralitas sekaligus tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian nilai seperti kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kemanusiaan, dll.


B. Kerangka Aksi (landasan berpijak)
Sebagai kerangka aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual. Kebenaran faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang berbeda-beda dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga pergerakan menguli, memperkuat atau bahkan memperbaharui rumusan-rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah (mutasyabihat, dzanni).

C. Kerangka Ideologis (sumber motivasi)
Menjadi satu rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap kader secara bersama-sama, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong proses kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses perubahan sosial yang diangankan secara bersama-sama secara terorganisir.

Menjadi pijakan atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insan pergerakan yang aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan sosial yang memberi tempat bagi demokratisasi dan penghargaan terhadap HAM.

KEDUDUKAN
a. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivis pergerakan.
b. NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan bertindak dalam aktivitas pergerakan.

RUMUSAN NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN

TAUHID
Mengesakan Allah SWT. Merupakan nilai paling asasi dalam agama samawi, didalamnya telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia.

* Pertama, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Allah adalah dzat yang fungsional.
* Kedua, Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan kepada ghaib.
* Ketiga, Oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan dan perwujudan lewat perbuatan.

Maka, konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan meneteskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga merambah sekelilingnya. Hal ini dibuktikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal yang profan dan sakral.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaan-Nya yang lain. Kedudukan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai khalifah dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuan-ketentuannya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus dirawat, manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA
Tidak ada yang lebih antara yang satu dengan lainnya, kecuali ketaqwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya, tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran ini, manusia harus saling menolong, saling menghormati, bekerjasama, menasehati dan saling mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan antar insan pergerakan, persaudaraan sesama umat Islam, persaudaran sesama warga Negara dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku persaudaraan ini harus menempatkan insan pergerakan pada posisi yang dapat memberikan manfaat maksimal untuk diri dan lingkungannya.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
Alam semesta adalah ciptaan Allah. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam juga menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan manusia. Namun Allah menundukkan alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, maka manusia akan terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan penghambaan kepada Allah. Allah mendudukkan manusia sebagai khalifah, sudah sepantasnya manusia menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya, bukan menjadikannya sebagai obyek eksploitasi.

Salah satu dari hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia. Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan dan hukum tersendiri. Alam didayagunakan dengan tidak mengesampingkan aspek pelestariannya.

PENUTUP

Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang dipergunakan sebagai landasan teologis, normative dan etis dalam pola piker dan perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama. Dengan ini dasar-dasar tersebut ditujukan untuk mewujudkan pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah, berbudi luhur, berilmu cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya serta komitmen atas cita-cita kemerdekaan rakyat Indonesia, Sosok yang dituju adalah adalah sosok insane kamil Indonesia yang kritis, inovatif dan transformative yang sadar akan posisi dan perannya sebagai khalifah dimuka bumi.


Senin, 14 Desember 2009

My Happy Family... I Miss U so....


STUDI LABORATORIUM TENTANG PENGARUH TEMPERATUR SETELAH ROLLER OVEN TERHADAP SIFAT RHEOLOGY LUMPUR KCL – XCD POLIMER


Abstrak
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi lumpur pemboran saat ini ditemukan jenis - jenis lumpur pemboran dengan karakteristik yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya, sebagai akibat dari semakin berkembangnya aditif-aditif yang dapat dipergunakan untuk menjaga kestabilan lumpur pemboran pada tiap - tiap kedalaman. Dalam teknologi pemboran juga dikenal penggunaan lumpur polimer yang pada dasarnya termasuk didalam sistem lumpur dengan bahan dasar air (water base mud). Adapun kelebihan dari lumpur KCl-XCD Polimer adalah agar dapat menghambat pengembangan lempung atau shale dan memberikan kemudahan untuk membersihkan padatan dengan kandungan padatan yang rendah, sebagai pencegah terjadinya peningkatan hidraulik, mempercepat laju penembusan, sehingga membuat pelaksanaan pemboran menjadi lebih efisien.
Pendahuluan.
Keuntungan utama pemakaian polimer organik didalam fluida pemboran adalah zat-zat ini dapat mencapai viskositas maksimum dengan kandungan padatan yang minimum. Salah satu jenis lumpur polimer yang dikenal adalah lumpur KCL-XCD Polimer. Lumpur ini tergolong sistem penghambat (inhibitif) terhadap shale dan tidak terdispersi (non-dispersed). Fungsi utama dari XCD polimer adalah sebagai pengental utama di dalam lumpur air tawar dan berbagai jenis garam, juga berfungsi sebagai penahan materi pemberat, XCD mulai terdegradasi pada temperatur 350 ºF dan umumnya kurang mempunyai kemampuan pengontrol laju tapisan. Dengan ditemukannya lumpur polimer ini, maka dihasilkan suatu solusi efektif bagi biaya operasi pemboran.
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan studi laboratorium ini adalah untuk menjawab sejauh mana temperatur dapat mempengaruhi kwalitas lumpur polimer dalam hal ini adalah lumpur KCL - XCD Polimer. Untuk dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap sistem lumpur polimer tersebut maka dilakukan pengujian terhadap sifat fisik dan rheology lumpur pada berbagai macam temperatur yang tinggi dengan menggunakan Roller Oven selama 16 jam.

Teori Dasar.

Fungsi Lumpur Pemboran.
Beberapa fungsi dari lumpur pemboran:
1. Mendinginkan dan Melumasi Mata Bor dan Rangkaian Pipa Bor.
2. Membersihkan Dasar Lubang Sumur
3. Mengangkat Serbuk Bor dari Lubang Sumur (Cutting Removal)
4. Menahan Serbuk Bor Pada Saat Berhentinya Pemboran.
5. Menjaga dan Melindungi Lubang Bor agar Dinding Formasi Tidak Runtuh
6. Menjaga dan Mengimbangi Tekanan Fluida Formasi.
7. Menghindari Kerusakan dan Melindungi Formasi Produktif.
8. Menghantarkan Tenaga Hidrolik dari Permukaan ke Pahat
9. Untuk Melakukan Interpretasi Log
10. Mengurangi atau Menahan Berat Rangkaian Pipa Bor atau Casing
11. Mencegah Patah atau Korosi Pipa Bor Terhadap Lubang Bor
12. Untuk Mencegah Resiko Bahaya Kepada Pekerja Pemboran
Sifat Rheology
Tekanan dan temperatur merupakan faktor yang selalu ditemui pada saat operasi pemboran yang besarnya berbanding lurus dengan kedalaman yang ditembus. Adanya temperatur yang tinggi akan mempengaruhi sifat rheology lumpur pemboran. Perubahan sifat rheology lumpur pemboran tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas lumpur dengan ditandai oleh hilangnya fungsi lumpur sebagai fluida pemboran.
Sifat-sifat rheology tersebut adalah :
  • Densitas
  • Viskositas dan Gel Strength
  • Plastic Viscosity (PV)
  • Viskositas Nyata (Funnel Viscosity)
  • Yield Point
  • Filtration Loss
Sifat Kimia Lumpur
Sifat kimia ini juga mempengaruhi kualitas dari berfungsi atau tidaknya lumpur pemboran yang digunakan tersebut. Sifat-sifat tersebut adalah :
  • Analisa Kimia Alkalinitas (Keasaman Lumpur)
  • Kesadahan Total dari Lumpur (Filtrat Lumpur) Pemboran
  • Analisa Ion Chloride
  • Analisa Ion Calcium
  • Analisa Ion Besi
Jenis Lumpur Pemboran
Jenis lumpur pemboran tergantung dari kebutuhan selama pemboran. Lubang bor menembus berbagai formasi yang berbeda-beda sehingga menyebabkan dipakainya lumpur pemboran yang berbeda-beda pula. Jenis lumpur pemboran yang terdapat di lapangan menjadi :
Ø Water Base Mud
Ø Oil Base Mud
Ø Emulsion Mud
Ø Gaseous Drilling Fluids
Lumpur Polimer
Polimer adalah rangkaian molekul yang panjang dalam bentuk unit yang berulang.
Polimer dalam lumpur pemboran mempunyai berbagai fungsi, yang secara garis besarnya adalah :
(1) viscosifer, (2) flokulan, (3) filtration loss, (4) shale stabiliser.
Polimer anionik meningkatkan viscositas karena polimer anionik mampu menempel pada ujung-ujung lapisan lempung dan mengembangkannya, sehingga luas permukaannya bertambah, dengan sendirinya viscositasnya akan meningkat.
Lumpur polimer memiliki daya pengencer gesekan (shear Thinning) yang tinggi pada laju geser yang tinggi seperti di dalam pipa bor dan keluar dari pahat.
Bahan Pengujian dan Alat.
Bahan Yang Digunakan
Pada penelitian ini akan dibuat lumpur jenis KCl – XCD Polimer. Lumpur jenis ini adalah lumpur yang biasa digunakan untuk mengatasi kemungkinan masalah swelling clay pada penembusan formasi shale.
Bahan – bahan yang digunakan pada lumpur ini adalah sebagai berikut :
  • Air, digunakan sebagai bahan dasar pembuat lumpur.
  • Soda Ash, untuk dapat menetralisir Ca
  • Bentonite, digunakan untuk memberikan sifat thixotropic (pengapung) pada suspensi lumpur.
  • KOH, digunakan sebagai bahan penambah pH pada lumpur.
  • KCl, digunakan untuk menghambat pengembangan Shale atau clay dan sebagai pemberat pada lumpur.
  • XCD Polimer sebagai viscosifier yaitu untuk memberikan sifat kekentalan.
  • PAC-R dan PAC-LV, sebagai bahan pengontrol kehilangan cairan.
  • K-Soltex, digunakan untuk menstabilkan temperatur.
  • Lignite, berfungsi untuk menurunkan water loss.
  • Resinex, untuk menjaga lumpur pada temperatur tinggi sampai 500 ºF.
  • Barite adalah aditif yang berfungsi untuk meningkatkan densitas dari lumpur pemboran.
  • Defoamer, digunakan sebagai bahan penghilang busa yang terdapat dalam lumpur.
Peralatan Yang Digunakan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang sesuai dengan persyaratan standar API.
Paralatan yang digunakan untuk persiapan lumpur terdiri dari :
  • Spatula,
  • Stopwatch
  • Hamilton mixer
  • Cup berukuran dalam kira kira 180 mm
  • Timbangan elektrik dengan ketelitian 0.01 gr
  • Gelas ukur 500 ml
  • Mud balance
  • pH meter atau kertas lakmus
  • Caliper
  • FannVG meter
  • API filter pressure
  • Thermo Cup
  • Roller Oven
Data dan Hasil Percobaan
Sistem Lumpur
Lumpur tersebut dibagi kedalam 3 komposisi KCl yang berbeda. Setiap jenis KCl menggunakan pola alphabet A sampai dengan C dan disajikan dalam bentuk tabel. Sebagai contoh KCl B, menerangkan lumpur itu adalah KCl dengan komposisi 20 gr.
Tabel 4.1
Sistem Lumpur KCL-XCD Polimer
Material
SG
Komposisi (gr)
A
B
C
Fresh Water
1.00
350
350
350
Soda Ash
1.60
0.5
0.5
0.5
Bentonite
2.60
8
8
8
KOH
2.13
0.5
0.5
0.5
KCl
1.90
12
20
28
XCD-Polimer
1.50
1
1
1
Pac-R
1.55
1
1
1
Pac-LV
1.55
2
2
2
K-Soltex
1.10
4
4
4
Lignite
1.10
2
2
2
Resinex
0.90
2
2
2
Barite
4.20
74
74
74
Berat Jenis Lumpur
Lumpur yang terlalu berat akan menyebabkan terjadinya lost circulation, sedangkan lumpur yang terlalu ringan akan dapat menyebabkan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor (kick) dan jika tidak segera diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar (blow out).
Tabel 4.2
Hasil Penelitian Densitas Lumpur Terhadap Temperatur Setelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Weight Mud (1b/gal)
A
B
C
80
10
10.1
10.2
100
9.9
10
10.15
150
9.8
9.9
10.1
200
9.7
9.8
10.05
250
9.6
9.7
10
300
9.5
9.6
9.9
350
9.4
9.5
9.8
Dial Reading θ600 dan θ300
Pembacaan dilakukan menggunakan alat Fann VG Meter dengan kecepatan high 600 rpm.
Tabel 4.3
Hasil Pembacaan Dial θ600 Terhadap Temperatur Setelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Reading θ600
A
B
C
80
83
117
153
100
67
107
134
150
57
93
112
200
47
70
88
250
36
56
73
300
17
21
26
350
10
13
20
Pembacaan dilakukan menggunakan alat Fann VG Meter dengan kecepatan high 300 rpm.
Tabel 4.4
Hasil Pembacaan Dial θ300 Terhadap Temperatur Setelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Reading θ300
A
B
C
80
58
86
105
100
47
79
93
150
40
68
79
200
33
49
64
250
25
39
54
300
12
15
18
350
7
9
14
Plastic Viscosity
Mengukur gaya gesek antara zat padatan, cairan, dengan mengetahui zat yang bereaksi pada lumpur pemboran.
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Plastic Viscosity Terhadap TemperaturSetelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Plastic Viscosity (cps)
A
B
C
80
25
31
48
100
20
28
41
150
17
25
33
200
14
21
24
250
11
17
19
300
5
6
8
350
3
4
6
Yield Point
Mengukur gaya elektro kimia antara padatan atau cairan zat kimia dalam kondisi dinamis. Berhubungan dengan pola aliran, pengangkatan serpih bor, kehilangan tekanan pada annulus dan kontaminasi pada lubang bor.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Yield Point Terhadap TemperaturSetelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Yield Point (1bs/100 ft)
A
B
C
80
33
55
57
100
27
51
52
150
23
43
46
200
19
28
40
250
14
22
35
300
7
9
10
350
4
5
8
Gel Strength 10 Menit
Gel strength merupakan suatu harga yang menunjukkan kemampuan lumpur untuk dapat menahan padatan – padatan. Faktor yang menyebabkan terbentuknya gel strength yaitu adanya gaya tarik menarik dari partikel – partikel atau plat – plat clay sewaktu tidak adanya sirkulasi lumpur. Fungsi gel strength di dalam lumpur pemboran adalah untuk menahan cutting dan pasir didalam suspensi sewaktu sirkulasi lumpur dihentikan sampai dengan pada periode tertentu.
Tabel 4.7
Hasil Pembacaan Gel Strength 10 Min. Terhadap Temperatur Setelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Gel Strength 10 Min. (1lb/100 ft)
A
B
C
80
18
23
26
100
15
19
23
150
12
16
20
200
9.5
12
17
250
7
9
13
300
4.5
5
7.5
350
1.5
3
5
Filtration Loss (Laju Tapisan)
Filtration loss adalah kehilangan sebagian fasa cair (filtrate) lumpur yang masuk ke dalam formasi permeable.
Tabel 4.8
Hasil Penelitian Filtration Loss Terhadap TemperaturSetelah Roller Oven 16 Jam
Temperature (ºF)
Water Loss 30 Min, 100 Psi (cc)
A
B
C
80
5
5.4
6
100
5.2
7
9.2
150
5.4
9.2
11
200
5.6
11
13.4
250
6
13
15
300
6.4
15.4
19.6
350
6.8
19.8
21
Mud Cake (Tebal Ampas)
Filtrate loss yang besar akan mengakibatkan mud cake yang tebal pula, dimana apabila mud cake tebal akan memperkecil diameter lubang yang akan mengakibatkan terjepitnya rangkaian pipa bor.
Tabel 4.9
Hasil Penelitian Mud Cake Terhadap Temperatur
Setelah Roller Oven Selama 16 Jam
Temperature (ºF)
Mud Cake (mm)
A
B
C
80
0.5
1
1.5
100
0.75
1
1.5
150
1
1.25
1.5
200
1.15
1.5
1.75
250
1.25
1.75
1.75
300
1.35
2
2
350
1.5
2.25
2.5
Pembahasan
Ada 3 (tiga) konsentrasi pemakaian KCl, dengan lumpur A = 3% (12 gram), lumpur B = 5% (20 gram) dan lumpur C = 7% (28 gram). Selanjutnya lumpur yang sudah dibuat dimasukkan kedalam roller oven dan diproses selama 16 jam dengan temperatur mulai dari 80 ºF, 100 ºF, 150 ºF, 200 ºF, 250 ºF, 300 ºF dan 350 ºF.
Setelah melewati proses roller oven, awal dari langkah percobaan dilakukan pengukuran densitas (berat jenis lumpur), setiap perubahan temperatur, densitas lumpur cenderung menurun. Densitas lumpur setelah roller oven pada temperatur 80 ºF, lumpur A = 10 ppg, lumpur B = 10.1 ppg dan lumpur C = 10.2 ppg. Pada temperatur sampai
350 ºF lumpur A = 9.4 ppg, lumpur B = 9.5 ppg dan lumpur C = 9.8 ppg. Jadi, densitas lumpur C lebih besar dari densitas lumpur B dan A. Besarnya densitas lumpur C disebabkan oleh konsentrasi KCl yang lebih tinggi. Pengaruh temperatur pada ketiga lumpur tersebut, mengakibatkan densitas lumpur menurun, karena lumpur menjadi encer (viskositas) menurun.
Harga Plastic Viscosity (PV) didapat dari pengurangan antara viscometer reading θ600 dan viscometer reading θ300, setelah dilakukan proses roller oven selama 16 jam dengan temperatur
80 ºF, 100 ºF, 150 ºF, 200 ºF, dan 250 ºF ketiga lumpur tersebut cukup baik. Tetapi pada temperatur 300 ºF dan 350 ºF ketiga lumpur tersebut (Lumpur A, B dan C), terjadi penurunan yang sangat besar. Harga plastic viscosity pada temperatur 80 ºF, lumpur A = 25 cps, lumpur B = 31 cps dan lumpur C = 48 cps. Pada temperatur selanjutnya sampai dengan 250 ºF, ketiga lumpur tersebut cukup baik. Harga plastic viscosity lumpur A = 11 cps, lumpur B = 17 cps dan lumpur C = 19 cps. Pada temperatur 300 ºF sampai dengan 350 ºF lumpur menjadi rusak, sehingga viskositasnya sangat rendah, untuk lumpur A = 3 cps, lumpur B = 4 cps dan lumpur C = 6 cps.
Yield Point (YP) tersebut diperoleh dari pengurangan antara viscometer reading θ300 dan plastic viscosity (PV). Setelah melewati proses roller oven selama 16 jam dengan temperatur 80 ºF, hasil pada lumpur A = 33 lb/100 ft², lumpur B = 55 lb/100 ft² dan pada lumpur C = 57 lb/100 ft². Lumpur B dan lumpur C cukup stabil sampai dengan temperatur 300 ºF dan untuk lumpur A sampai temperatur 250 ºF. Harga yield point pada lumpur A dengan kondisi temperatur 250 ºF = 14 lb/100 ft², pada lumpur B dengan kondisi temperatur 300 ºF = 9 lb/100 ft² dan terakhir pada lumpur C dengan kondisi temperatur 300 ºF = 10 lb/100 ft². Pada kondisi temperatur sampai dengan 350 ºF terjadi kerusakan pada lumpur, sehingga lumpur menjadi pecah. Harga yield point pada lumpur A = 4 lb/100 ft², pada lumpur B = 5 lb/100 ft² dan terakhir pada lumpur C = 8 lb/100 ft².
Harga gel strength 10 menit setelah melalui proses roller oven selama 16 jam, pada temperatur 80 ºF maka harga lumpur A = 18 lb/100 ft², lumpur B = 23 lb/100 ft², dan lumpur C = 26 lb/100 ft². Harga gel strength 10 menit yang baik pada ketiga jenis konsentrasi KCl pada lumpur ini sampai pada temperatur 250 ºF, harga gel strength untuk lumpur A = 7 lb/100 ft², pada lumpur B = 9 lb/100 ft² dan untuk lumpur C = 13 lb/100 ft². Setelah temperatur mencapai titik 350 ºF harga gel strength nya berubah turun menjadi kecil yaitu, lumpur A = 1.5 lb/100 ft², pada lumpur B = 3 lb/100 ft² dan untuk lumpur
C = 5 lb/100 ft². Kecilnya harga gel strength tersebut tidak mampu menahan material pemberat pada saat tidak adanya sirkulasi (pada waktu pemboran dihentikan).
Hasil pengukuran laju tapisan (water loss) pada tekanan 100 psi selama 30 menit. Pada temperatur 80 ºF setelah melalui proses roller oven selama 16 jam, maka lumpur A menghasilkan filtrate 5 ml, pada lumpur B menghasilkan 5.4 ml dan lumpur C menghasilkan 8 ml. Setelah temperatur sampai pada 350 ºF, volume filtrate lumpur A menjadi 6.8 ml, lumpur B menjadi 19.8 ml dan pada lumpur C menjadi 21 ml. Meningkatnya volume filtrate yang dihasilkan dipengaruhi oleh temperatur dan potasium (Cl-). Semakin tingginya konsentrasi potasium chloride, maka semakin besar laju tapisan. Semakin kecil laju tapisan, maka semakin baik untuk lumpur pemboran. Begitu juga mud cake, ketebalan dibawah 1mm itu yang baik. Hasil percobaan di laboratorium, lumpur ini mud cake kurang baik, karena ketebalan mud cake berada diatas 1 mm.
Kesimpulan
v Penambahan KCl dan barite akan meningkatkan densitas lumpur. Pada sistem lumpur A dengan konsentrasi KCl 3% (12 ppg) densitas = 10 ppg, pada sistem lumpur B konsentrasi KCl 5% (20 ppg) densitas = 10.1 ppg dan sistem lumpur C konsentrasi KCl 7% (28 ppg) densitas = 10.2 ppg. Terjadi sedikit penurunan densitas setelah di roller oven dengan temperatur sampai 350 ºF, untuk densitas sistem lumpur A = 10 ppg menjadi 9.4 ppg, densitas lumpur B = 10.1 ppg menjadi 9.5 ppg dan densitas lumpur C = 10.2 ppg menjadi 9.8 ppg. Jadi, pengaruh temperatur dapat menurunkan densitas karena lumpur tersebut menjadi encer.
v Harga Plastic Viscosity (PV) pada sistem lumpur A atau konsentrasi KCl 3%, sesudah roller oven selama 16 jam pada temperatur 80 ºF sampai temperatur 250 ºF = 11 cps, pada sistem lumpur B dengan konsentrasi KCl 5% sampai temperatur 250 ºF = 17 cps dan sistem lumpur C konsentrasi KCl 7% sampai dengan temperatur 300 ºF = 8 cps.
v Pada laju tapisan (water loss) sistem lumpur A kondisi baik setelah roller oven 16 jam dimulai dari temperatur 80 ºF sampai 350 ºF = 5 cc – 6.8 cc. Sistem lumpur B kondisi baik pada temperatur 80 ºF sampai temperatur 200 ºF = 5.4 cc – 11 cc dan untuk sistem lumpur C kondisi baik pada temperatur mulai dari 80 ºF – 150 ºF = 6 cc – 11 cc. Kondisi tidak baik diakibatkan karena kurangnya additive pengontrol laju tapisan pada temperatur seperti Pac, K-Soltex dan Lignite. Mud cake mempunyai ketebalan di bawah 2 mm, karena mud cake yang baik dapat melindungi dinding formasi. Kondisi tidak baik atau tebal (diatas 2 mm) akan mengakibatkan penyempitan pada lubang bor.
Daftar Pustaka
1. Azar JJ., “Drilling In Petroleum Engineering”, Magcobar Drilling Fluid Manual.
2. Bourgoyne AT.et.al., “Applied Drilling Engineering”, First Printing society of Petroleum engineers, Richardson TX, 1986.
3. Moore PL., “Drilling Pratice Manual”, Penn Well Publishing Company, second Edition, Tulsa – Okhlahoma, 1986.
4. McCray AW., Cole FW., “Oil Well Drilling Technology”, The University of Okhlahoma Press, 1979.
6. H. Rabia., “Oil Well Drilling Engineering Principles and Practice”, University of Newcastle Upon Tyne, Graham Troutman, 1985.
7. Petroskills Trainers., “Drilling Fluids Technology”, Dubai, United Arab Emirates, February 18 – 22, 2006.
8. Robani Sadiya, Helmi G Shebubakar., “Teknik Pemboran Volume I”, Universitas Trisakti.
9. Rudi Rubiandini RS., “Perancangan Pemboran”, Penerbit ITB.
10.“http://www.obbyetech.com/drilling_chemicals___supplies.html”., 2009.
Daftar Simbol
AV =Apparent Viscosity
BJM = Berat Jenis Lumpur, PPG
CMC = Carboxcy Methyl Cellulose
D = Kedalaman, Ft
Ρ = Desnitas Lumpur, PPG
Ph = Tekanan hydrostatic Lumpur, psi
Pm = Tekanan Statistic Lumpur, PSi
PV = Plastic Viscosity
ROP = Rate of Penetration
V = Volume Lumpur, gal
WOB = weight of bit
Yp = Yield Point
m = Viscositas, Cp
= Densitas Udara, ppg
= Densitas Air, ppg
Fs = fraksi padatan